Jumat, 08 Januari 2010

First Name and Last Name, Suka Dukanya Punya Satu Nama

Pagi itu saya pergi ke sebuah bank untuk membuat account rekening baru. Berbeda dengan bank sebelumnya yang saat pendaftaran didampingi oleh Student Adviser, maka kali ini saya berangkat sendiri.

Setelah lima menit antri untuk berkonsultasi dengan petugas bank akhirnya giliran nomor antrian saya muncul di layar antrian.

"Hi Sir, good morning. How are you?" tanya teller bank itu dengan manisnya.
"Not bad, how are you?"
"I am good sir. How I can help you?"
"I want to make a new account in this bank. Could you help me please?"
"Sure Sir. What is your first name Sir?" sebuah pertanyaan lagi diajukan yang sering diajukan dan biasanya harus aku jawab dengan panjang lebar untuk menjelaskan bahwa satu nama adalah hal umum yang terjadi di Indonesia.

"My name is Andoyo."
"And your last name?", Sang Teller mengajukan pertanyaan lagi.
"Actually I only have one name, that is Andoyo."
"I am so sorry Sir. This is a strange thing. Do you have an ID Sir? I need to check your ID to make sure that you only have one name." Saya pun menyerahkan sebuah student card yang biasanya saya gunakan untuk transaksi di bank berbeda yang menjadi account utama saya.

"I am so sorry Sir, I can't use this ID. Do you have a passport? That's gonna be great." Akhirnya kuserahkan pasport saya yang tersimpan rapi dalam tas.

"OK, that's great Sir. How I can put your name in your account Sir? It is because we have to put your first name and your last name. I can't put only one name in this system."

"You can put my first name Andoyo and my last name Andoyo." Teller itu akhirnya mengetikkan nama itu di komputernya.
"That's great Sir. Now, you have a new account Sir and your name in this account is Andoyo Andoyo."

Nah..., itu adalah salah satu pengalaman saya karena hanya memiliki satu nama. First name dan last name di negara-negara barat adalah sesuatu yang sepertinya sudah menjadi ciri khas bagi mereka. Bukan hanya dalam kehidupan sehari-hari tapi juga dalam system komputer mereka.

Beberapa pengalaman serupa juga sering saya alami ketika booking akomodasi, mengajukan permohonan ijin di imigrasi, transaksi online dan saat melamar kerja. Saat berkenalan dengan teman-teman baru juga sering menjadi bahan pembicaraan karena hanya memiliki satu nama.

Makanya, putri pertama saya akhirnya kami beri nama yang cukup panjang. Soalnya pengalaman dari ayahnya saat keluar negeri selalu harus menjelaskan lebih dari dua menit tentang mengapa hanya memiliki satu nama.

Pembaca ada pengalaman serupa ga nih? Sharing yuk...





0 komentar:

About This Blog

About This Blog

  © Blogger templates 'Sunshine' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP